BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Wednesday, May 5, 2010

Syukur Mengubah Kehidupan Kita


Syukur, suatu kata yang sangat berbobot dan memberikan makna yang tidak terhingga. Allah telah menjamin dalam Al Quran, barang siapa yang bersyukur maka Allah akan menambah nikmat kepada orang tersebut. Sudahkan Anda bersyukur? Sudahkah Anda merasakan tambahan nikmat atas syukur Anda? Apakah Anda ingin mendapatkan nikmat yang lebih besar lagi? Lupakan mengeluh, mulailah perbanyak syukur.

Ada dua manfaat besar dari bersyukur. Kedua manfaat ini akan mengubah hidup kita jika kita mendapatkannya.

  1. Pahala dari Allah. Jelas, bersyukur adalah perintah Allah, kita akan mendapatkan pahala jika kita bersyukur dengan ikhlas.
  2. Menciptakan Feeling Good. Dengan bersyukur akan membuat kita lebih bahagia. Perasaan kita menjadi lebih enak dan nyaman dengan bersyukur. Bagaimana tidak, fikiran kita akan fokus pada berbagai kebaikan yang kita terima.

Lalu apa manfaat Feeling Good?

  • Jika Anda yang percaya dengan Hukum Daya Tarik (law of attraction), feeling good akan meningkatkan kekuatan Anda menarik apa yang Anda inginkan. Kekuatan hukum ini akan sebanding dengan keyakinan dan perasaan positif. Sementara semakin banyak kita bersyukur, akan semakin banyak perasaan positif pada diri kita.
  • motivasi akan muncul dari kondisi emosi yang positif (dibahas lebih lanjut pada ebook saya motivasi Diri). Sementara bersyukur akan menciptakan emosi yang positif karena kita fokus apda hal-hal yang positif. Semakin banyak Anda bersyukur akan semakin besar motivasi yang Anda miliki.
  • Bersyukur akan membentuk pola pikir sukses. Pola pikir sukses adalah keyakinan dalam mendapatkan. Saat kita bersyukur, maka pikiran kita secara tidak sadar diberikan suatu “pola” mendapatkan, sehingga akan terbentuk pola sukses.

Dengan melihat ketiga manfaat dari feeling good, kita bisa menyimpulkan bahwa feeling good adalah mungkin menjadi salah satu cara Allah memberikan nikmat tambahan kepada kita. Jika orang baru ribut dengan manfaat syukur pada kahir-akhir ini, Al Quran sudah 14 abad yang lalu. Sungguh suatu nikmat Allah yang diberikan kepada kita, sayang jika kita mengabaikannya.

Cara Meningkatkan Syukur
Saya yakin, Anda yang mau membaca artikel ini adalah orang-orang yang pandai bersyukur. Namun bukan berarti kita tidak perlu meningkatkan. Setinggi apa pun Anda menjadi hamba yang bersyukur, Anda masih tetap perlu meningkatkan syukur Anda. Jika Anda baru bersyukur saat menambatkan nikmat berupa materi, ini adalah baru tahap awal menjadi hamba yang pandai bersyukur.

  • Untuk meningkatkan rasa bersyukur, kita harus lebih jeli dan peka terhadap berbagai nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Kurangnya kepekaan terhadap nikmat Allah akan mengurangi syukur kita, sebab kita merasa tidak ada yang perlu disyukuri lagi. Meningkatkan kepekaan bisa dilakukan dengan melakukan perenungan terhadap apa yang terjadi pada hidup kita sehari-hari. Luangkan waktu Anda setiap hari untuk merenungkan nikmat setiap harinya.
  • Setiap saat, kita mendapatkan nikmat baru. Satu detik waktu berlalu berarti kita mendapatkan nikmat hidup selama satu detik. Nafas kita, penglihatan kita, penciuman kita, detak jantung kita dan sebagainya yang tidak mungkin disebutkan disini.
  • Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, baik kejadian pad diri sendiri maupun orang lain. Sementara setiap saat selalu ada kejadian, berarti selalu ada hikmah yang bisa kita ambil. Sementara hikmah adalah suatu nikmat. Syukurilah.

Sudahkah kita bersyukur hari ini?

Pesanan Rasulullah - Khotbah Arafah


Khutbah Rasulullah di Padang Arafah meminta umatnya menjaga nilai-nilai persaudaraan, kehormatan manusia, keluarga dan masyarakat

Nabi Muhammad saw melakukan haji hanya sekali dalam seumur hidup. Pada waktu haji tersebut nabi membacakan sebuah khutbah yang sarat dengan nilai-nilai akhlak dan persaudaraan bagi seluruh umat manusia.

Haji adalah Arafah, demikian sabda beliau; tetapi banyak jemaah haji pada saat ini dalam melaksanakan ibadah haji sibuk dengan hal-hal yang sunat, seperti doa tawaf, doa Arafah dan lain sebagainya, sedangkan pesan dan nilai yang tersirat di padang Arafah dalam khutbah nabi tersebut diabaikan , bahkan mungkin tidak pernah diajarkan.

Padahal sepatutnya setiap jemaah haji, mempunyai teks pesan dan khutbah nabi tersebut sehingga selama dalam menunaikan haji, dapat menjaga akhlak dan persaudaran dengan baik.

Akibat tidak menghayati teks ucapan khutbah nabi di padang Arafah, banyak terjadi pelanggaran akhlak seperti menyikut kawan yang bertawaf, mendesak orang yang sedang melontar jumrah, sehingga mengakibatkan beberapa kecelakaan yang menyedihkan sebagaimana berlaku pada tahun-tahun yang lepas. Padahal jika seandauinya jemaah haji dapat menjaga akhlak haji insya Allah kejadian seperti itu tidak akan terulang kembali. Haji adalah akhlak, haji adalah persaudaran, bukan hanya ritual. Itulah sebabnya dalam al Quran disebutkan : “Maka siapa yang menunaikan haji, maka dia tidak boleh melakukan rafas (hal yang berkaitan dengan hawa nafsu ), tidak boleh melakukan kemakrsiatan (fusuq ) dan tidak boleh bertengkar (jidal) selama menunaikan ibadah haji “ [QS. Al Baqarah : 197 ).

Dari ayat diatas , yang paling utama dijaga dan diperhatikan oleh jemaah haji adalah masalah akhlak, bukan hanya menghafal doa-doa yang sunat dan hal-hal yang lain. Untuk menghayati akhlak yang dipesankan nabi dalam haji, marilah kita menghayati pesan nabi dalam khutbah di padang Arafah yang penulis tuliskan terjemahannya secara lengkap seperti dibawah ini :

“Wahai manusia sekalian, dengarkanlah perkataanku ini, karena aku tidak mengathui apakah aku dapat menjumpaimu lagi setelah tahun ini di tempat wukuf ini.

Wahai manusia sekalian,

Sesungguhnya darah kamu dan harta kekayaan kamu merupakan kemuliaan ( haram dirusak oleh orang lain ) bagi kamu sekalian, sebagaimana mulianya hari ini di bulan yang mulia ini, di negeri yang mulia ini.

Ketahuilah sesungguhnya segala tradisi jahiliyah mulai hari ini tidak boleh dipakai lagi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara kemanusiaan ( seperti pembunuhan, dendam, dan lain-lain ) yang telah terjadi di masa jahiliyah, semuanya batal dan tidak boleh berlaku lagi. (Sebagai contoh ) hari ini aku nyatakan pembatalan pembunuhan balasan atas terbunuhnya Ibnu Rabi’ah bin Haris yang terjadi pada masa jahiliyah dahulu.

Transaksi riba yang dilakukan pada masa jahiliyah juga tidak sudah tidak berlaku lagi sejak hari ini. Transaksi yang aku nyatakan tidak berlaku lagi adalah transaksi riba Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya seluruh transaksi riba itu semuanya batal dan tidak berlaku lagi.

Wahai manusia sekalian,

Sesungguhnya syetan itu telah putus asa untuk dapat disembah oleh manusia di negeri ini, akan tetapi syetan itu masih terus berusaha (untuk menganggu kamu ) dengan cara yang lain . Syetan akan merasa puas jika kamu sekalian melakukan perbuatan yang tercela. Oleh karena itu hendaklah kamu menjaga agama kamu dengan baik.

Wahai manusia sekalian,

Sesungguhnya merubah-rubah bulan suci itu akan menambah kekafiran. Dengan cara itulah orang-orang kafir menjadi tersesat. Pada tahun yang satu mereka langgar dan pada tahun yang lain mereka sucikan untuk disesuaikan dengan hitungan yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Kemudian kamu menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah sdan mengharamkan apa yang telah dihalalkanNya.

Sesungguhnya zaman akan terus berputar, seperti keadaan berputarnya pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan diantaranya adalah bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut : Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Bulan Rajab adalah bulan antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban.

Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka (menjadi isteri ) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian dengan nama Allah.

Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai kewajiban terhadap diri kamu. Kewajiban mereka terhadap kamu adalah mereka tidak boleh memberi izin masuk orang yang tidak kamu suka ke dalam rumah kamu. Jika mereka melakukan hal demikian, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sedangkan kewajiban kamu terhadap mereka adalah memberi nafkah, dan pakaian yang baik kepada mereka.

Maka perhatikanlah perkataanku ini, wahai manusia sekalian..sesungguhnya aku telah menyampaikannya..

Aku tinggalkan sesuatu bagi kamu sekalian. Jika kamu berpegang teguh dengan apa yang aku tinggalkan itu, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Kitab Allah (Al-Quran ) dan sunnah nabiNya (Al-Hadis ).

Wahai manusia sekalian..dengarkanlah dan ta’atlah kamu kepada pemimpin kamu , walaupun kamu dipimpin oleh seorang hamba sahaya dari negeri Habsyah yang berhidung pesek, selama dia tetap menjalankan ajaran kitabullah (Al- Quran ) kepada kalian semua.

Lakukanlah sikap yang baik terhadap hamba sahaya. Berikanlah makan kepada mereka dengan apa yang kamu makan dan berikanlah pakaian kepada mereka dengan pakaian yang kamu pakai. Jika mereka melakukan sesuatu kesalahan yang tidak dapat kamu ma’afkan, maka juallah hamba sahaya tersebut dan janganlah kamu menyiksa mereka.

Wahai manuisia sekalian.

Dengarkanlah perkataanku ini dan perhatikanlah.

Ketahuilah oleh kamu sekalian, bahwa setiap muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, dan semua kaum muslimin itu adalah bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu milik saudaranya kecuali dengan senang hati yang telah diberikannya dengan senang hati. Oleh sebab itu janganlah kamu menganiaya diri kamu sendiri.

Ya Allah..sudahkah aku menyampaikan pesan ini kepada mereka..?

Kamu sekalian akan menemui Allah, maka setelah kepergianku nanti janganlah kamu menjadi sesat seperti sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang lain.

Hendaklah mereka yang hadir dan mendengar khutbah ini menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir. Mungkin nanti orang yang mendengar berita tentang khutbah ini lebih memahami daripada mereka yang mendengar langsung pada hari ini.

Kalau kamu semua nanti akan ditanya tentang aku, maka apakah yang akan kamu katakan ? Semua yang hadir menjawab : Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan tentang kerasulanmu, engkau telah menunaikan amanah, dan telah memberikan nasehat. Sambil menunjuk ke langit, Nabi Muhammad kemudian bersabda : ” Ya allah, saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah saksikanlah pernyatan mereka ini..Ya allah saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah saksikanlah pernyatan mereka ini ” [Hadis Bukhari dan Muslim].

Dari khutbah diatas dapat kita lihat bagaimana Rasulullah berpesan kepada umatnya untuk menjaga nilai-nilai persaudaraan, hak-hak asasi manusia , kehormatan manusia yang lain baik secara individu, dalam keluarga dan dalam masyarakat. Pesan kemanusiaan inilah yang merupakan intisari dari ibadah haji. Haji mabrur juga merupakan aplikasi daripada khutbah Arafah, sebab kalimat "mabrur" yang bermakna "berbuat baik kepada orang lain " merupakan aplikasi daripada nilai-nilai persaudaraan, nilai ukhuwah, antar individu dengan individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok dengan kelompok, sehingga membentuk jamaah dan ummah yang "khairu umah " bagi manusia sejagad. Wallhu A'lam.

25 Pesanan Luqman Al-Hakim kepada anak-anaknya

Pesanan #1: “Hai anakku, ketahuilah sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam di dalamnya. Bila engkau ingin selamat agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yg bernama Takwa, isinya ialah Iman dan layarnya adalah Tawakkal kepada ALLAH.”

Pesanan #2: “Orang-orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari ALLAH. Orang yang insaf dan sedar setelah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari ALLAH juga.”

Pesanan #3: “Hai anakku, orang yg merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kpd ALLAH, maka dia tawadduk kepada ALLAH, dia akan lebih dekat kepada ALLAH dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada ALLAH.”

Pesanan #4: “Hai anakku, seandainya ibubapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang dilakukanmu, maka marahnya ibubapamu adalah bagaikan baja bagi tanam tanaman.”

Pesanan #5: “Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.”

Pesanan #6: “Dan selalulah berharap kepada ALLAH tentang sesuatu yg menyebabkan untuk tidak menderhakai ALLAH. Takutlah kepada ALLAH dengan sebenar-benar takut ( taqwa ), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat ALLAH.”

Pesanan #7: “Hai anakku, seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya kerana tidak dipercayai orang dan seseorang yang telah rosak akhlaknya akan sentiasa banyak melamunkan hal- hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.”

Pesanan #8: “Hai anakku, engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih berat lagi daripada semua itu, adalah bilamana engkau mempunyai tetangga (jiran) yang jahat.”

Pesanan #9: “Hai anakku, janganlah engkau mengirimkan orang yang bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.”

Pesanan #10: “Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.”

Pesanan #11: “Hai anakku, bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau hadir majlis perkahwinan, pilihlah utk menziarahi orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan menghadiri pesta perkahwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi sahaja.”

Pesanan #12: “Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing sahaja.”

Pesanan #13: “Hai anakku, janganlah engkau langsung menelan sahaja kerana manisnya barang dan janganlah langsung memuntahkan saja kerana pahitnya sesuatu barang itu, kerana manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.”

Pesanan #14: “Makanlah makananmu bersama-sama dengan orang-orang yang taqwa dan bermusyawarahlah urusanmu dengan para alim ulamak dengan cara meminta nasihat dari mereka.”

Pesanan #15: “Hai anakku, bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yang mencari kayu api, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih mahu menambahkannya.”

Pesanan #16: “Hai anakku, bilamana engkau mahu mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura-pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu, maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati-hatilah.”

Pesanan #17: “Selalulah baik tutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.”

Pesanan #18: “Hai anakku, bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.”

Pesanan #19: “Jadikanlah dirimu dalam segala tingkahlaku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharapkan sanjungan orang lain kerana itu adalah sifat riya' yang akan mendatangkan cela pada dirimu.”

Pesanan #20: “Hai anakku, janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan oleh dunia saja kerana engkau diciptakan ALLAH bukanlah untuk dunia sahaja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.”

Pesanan #21: “Hai anakku, usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata yang busuk dan kotor serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.”

Pesanan #22: “Hai anakku, janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan kerana sesuatu yang menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, janganlah mensia-siakan hartamu.”

Pesanan #23: “Barang siapa yang penyayang tentu akan disayangi, sesiapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandungi racun, dan sesiapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.”

Pesanan #24: “Hai anakku, bergaul rapatlah dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya kerana sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan.”

Pesanan #25: “Hai anakku, ambillah harta dunia sekadar keperluanmu sahaja, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekalan akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang atau bakul sampah kerana nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang bersifat talam dua muka, kelak akan membinasakan dirimu.”

Pesanan Imam Al-Ghazali - calon isteri

"Janganlah engkau kahwini wanita yang enam ini... iaitu janganlah engkau kahwini dengan wanita yang Ananah, dan yang Mananah, dan yang Hananah, dan yang Hadaqah, dan yang Baraqah dan yang Syadaqah."

1. Wanita ANANAH
Banyak mengeluh, mengadu dan setiap saat memperalatkan sakit atau buat-buat sakit. ( Suka berlakon/berdrama untuk dapat perhatian. )

2. Wanita MANANAH
Suka membangkit-bangkit terhadap suami. ( Mengungkit. )

3. Wanita HANANAH
Menyatakan kasih sayangnya kepada suaminya yang lain, yang dikahwininya sebelum ini atau kepada anaknya dari suami yang lain.
( Berkongsi kasih dengan ‘suami simpanan’ (aka skandal) atau bekas suami atau dengan anak daripada ‘suami simpanan’. )

4. Wanita HADAQAH
Melemparkan pandangan dan matanya pada setiap sesuatu, lalu menyatakan keinginannya untuk memilik barang itu dan memaksa suaminya untuk membeli.
( Rambang mata dan susahkan suami kerana ingin bermewahan. )

5. Wanita BARAQAH
Ada dua makna; Pertama, yang sepanjang hari mengilat dan menghias wajahnya. Kedua, dia marah ketika makan dan tidak mahu makan kecuali sendirian dan diasingkannya bahagiannya.
( Bersolek tak kenal masa, tak kenal tempat, tak kenal untuk siapa. )

6. Wanita SYADAQAH
Banyak cakap yang tidak menentu dan bising.
( Kecoh, suka tukar topik. )

Sunday, February 7, 2010

10 Anugerah Allah Yang Paling Berharga

PENDAPAT ABU BAKAR AS-SIDDIQ:

  1. Sentiasa bersikap jujur dengan disetai hati yang bersifat Qannah.

  2. Sabar yang sempurna disertai dengan selalu bersyukur. Rasulullah bersabda: Iman yang paling Utama adalah sabar dan pemurah – H.R. Dailami.

  3. Sentiasa bersifat fakir dan zuhud kepada Allah SWT.

  4. Sentiasa berfikir kepada Allah berserta dengan perut yang kosong.

  5. Sentiasa bersedih disertai dengan sifat takut yang berterusan. Rasulullah SAW bersabda: Mencukupi bagi seseorang dengan ilmunya,bila ia takut kepada Allah dan mencukupilah bagi seseorang kebodohannya,bila dia berbangga dengan dirinya. H.R. Baihaqi.

  6. Sentiasa zuhud yang disertai dengan sifat Tawaduk.

  7. Sentiasa bersifat ramah yang disertai dengan kasih sayang.

  8. Sentiasa Cinta kepada Allah Azzawajal yang dihiasi dengan sifat malu.

  9. Memiliki ilmu yang bermanfaat yang disertai dengan amalan yang berterusan.

  10. Sentiasa beriman dengan Allah SWT yang disertai dengan akal yang sempurna dan tetap


"Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh" (May the peace, mercy, and blessings of Allah be with you)"